Jalak thailand (Sturnus nigricollis/black Collared starling) di
pasaran likenali dengan sebutan jalak hongkong. Ukuran tubuh jalak
hailand lebih besar dan lebih panjang dari jenis jalak lokal seperti
jalak suren, jalak putih, maupun jalak bali yang fisiknya tergolong
besar.
Jalak thailand hampir menyerupai jalak suren. Keduanya dibedakan oleh bulu kepala dan dagu jalak thailand yang berwarna putih semuanya. Jalak thailand yang telah dewasa, dari mantel hingga ke leher dilingkari bulu berwarna hitam. Bulu sayapnya didominasi warna hitam sampai ke bagian ekornya, sedangkan bulu dadanya hingga ke penutup bulu ekornya berwarna putih. Paruh dan kakinya berwarna hitam keabuabuan. Di matanya melingkar warna kuning, garis matanya berwarna kekuningkuningan. Dibandingkan jalak jenis lain dari keluarga Sturnidae, fisik jalak thailand lebih tegak dan ttampak lebih gagah, dadanya pun terlihat lebih bidang.
Jalak
thailand yang masih muda (muda hutan) mempunyai bulu pada bagian dagu
hingga ke batas dada burung muda hutan berwarna kecokelatan. Keunikan
jalak thailand muda yaitu sifat liarnya bisa melebihi burung dewasa dan
hal ini bisa menjadi kendala perawatan pada tahap awal.
Di
alam bebas, jalak thailand hidup di kaki bukit atau di daerah dataran
tinggi yang tanahnya membentuk kemiringan. Disamping itu lingkungan
tersebut memiliki hutan yang agak lebat dan juga terdapat sumber air
yang dangkal. Meskipun jalak thailand mencari kebutuhan hidupnya di
pohonpohon, tetapi burung ini selalu ada di permukaan tanah.
Pakan
alami jalak thailand adalah serangga jenis besar seperti belalang dan
kupukupu. Dalam musim berkembang biak, rumput kering dan ranting kayu
kering menjadi bahan utama pembuat sarang. Umumnya jenis pohon palem
menjadi pilihan untuk bersarang. Dalam sekali musim berkembang biak,
jalak thailand bertelur 3—4 butir dan jarang ada yang gagal dalam
pengeraman.
C. Perbedaan Jantan dan Betina
Jalak thailand jantan kepalanya lebih besar, bulu yang mengalung di lehernya berwarna lebih cerah, tubuhnya lebih gempal,
ekornya
lebih panjang. Sementara jalak thailand yang betina kepalanya lebih
kecil, bulu yang mengalung di lehernya tampak kusam, tubuhnya lebih
kecil, ekornya lebih pendek.
Burung
jantan maupun betina bisa berkicau, tetapi yang jantan lebih rajin.
Namun, ciri itu hanya terlihat pada jalak thailand yang tergolong
dewasa. Sementara untuk membedakan jenis kelamin pada burung anakan atau
muda hutan hanya dengan memperkirakan besar kepala dan panjang
fisiknya.
D. Daya Tarik Jalak Thailand
Daya tarik yang paling menonjol dari jalak thailand adalah suara dan kemampuannya menirukan kicauan burung lain.
1. Peniru kelas tinggi
Jalak
thailand mampu menyuarakan dengan baik kicauan yang ditirunya. Bahkan
suara yang dikitaukannya bisa lebih baik dari kicauan burung aslinya.
Vokal suara jalak thailand yang terbentuk seperti halnya poksai hitam
dan robin asal Cina. Jadi, kalau jalak thailand menirukan suara burung
tersebut maka suara yang dikicaukannya akan sama. Kalau rajin dilatih,
jalak thailand yang masih anakan bisa mengoceh seperti beo.
Tipe
kicauan jalak thailand cukup besar, keras, dan tajam. Sebaiknya,
ciriciri suara yang akan ditirunya juga tidak jauh berbeda. Suara burung
yang baik untuk ditiru jalak thailand di antaranya hwa mei, jokjok,
robin (betina/jantan), kenari, prenjak, ciblek, dan burungburung lain
yang memiliki suara keras dan vokalnya berbentuk. Kalau burung
pendampingnya masih sekerabat dengan jalak maka suara yang kelak akan
ditonjolkan kemungkinan adalah kicauan keras, tajam, tetapi vokalnya tak
berbentuk seperti halnya suarasuara jeritan.
2. Bisa ditampilkan dalam kontes
Dalam
kontes, kriteria suaranya belum memungkinkan bisa mendapat nilai baik.
Namun, dengan kemampuannya menirukan suara burung lain, kombinasi
suara asli dengan suara burung yang ditirukan itu dapat menunjang
penampilannya dalam kontes. Agar jalak thailand tampil baik dalam
kontes, paling tidak mampu mengicaukan 5—7 jenis suara burung lain.
Diharapkan suara yang ditirunya merupakan kombinasi antara suara kicauan
yang vokalnya berbentuk dan yang ridak berbentuk supaya kelak ada
variasi suara yang unik.
E. Kelemahan Jalak Thailand
Jalak
thailand mempunyai kelemahan yang bersifat permanen maupun temporer,
tergantung pada perawatannya. Kelemahan ini bisa terjadi pada semua
tingkatan usia jalak thailand yang masih bakalan, terutama pada burung
bakalan yang usianya tergolong dewasa. Berkaitan dengan itu, tahap awal
pemeliharaan sangat menentukan kualitas suara kicauan dan penampilan
jalak thailand.
1. Burang dewasa agak sulit dijinakkan
Jalak
thailand dewasa agak sulit dijinakkan dalam waktu singkat. Sekalipun
burung dewasa cukup liar, tetapi keliarannya tidak berlebihan seperti
hwa mei yang diimpor dari Cina. Bahkan untuk menjinakkan jalak thailand
yang liar masih lebih mudah dan lebih cepat daripada menjinakkan
bakalan jalak suren dewasa.
2. Bisa memiliki gaya salto
Gaya
salto sering dilakukan burung bakalan liar ketika merasa terganggu
atau ketakutan. Gaya ini sebaiknya dicegah karena dapat mengurangi
nilai saat dikonteskan, meskipun burung tersebut memiliki suara kicauan
yang baik.
Timbulnya
gaya salto pada burung biasanya akibat kesalahan perawatan, terutama
pada tahap awalnya. Bila Anda belum berpengalaman merawat burung
berkicau jenis impor, lebih baik memelihara jalak thailand yang masih
anakan.
3. Bisa mengatur waktu berkicau
Jalak
thailand tidak terlalu sering berkicau atau bisa mengatur waktu
berkicau. Kendala semacam ini bisa diatasi dengan menempatkan burung
lain yang cukup rajin berkicau. Burung tersebut harus memiliki suara
kicauan yang baik bila ditiru, misalnya robin jantan atau betina.
Penempatan burung seperti ini dapat merangsang jalak thailand menjadi
lebih rajin berkicau. Berarti kebiasaan mengatur waktu dalam berkicau
dapat diubah dengan cara seperti itu.
F. Petunjuk Pembelian
Tingkat
usia jalak thailand sangat berpengaruh pada proses perawatan dan juga
daya serapnya dalam menirukan suara burung lain. Oleh karena itu,
sebelum membeli bakalan burung, hendaknya dipertimbangkan dahulu.
1. Ciri bakalan yang baik
Bakalan
jalak thailand sebaiknya dipilih yang sehat, masih muda, dan tidak
cacat fisik. Kriteria lain yang bisa dijadikan ukuran, antara lain
kepalanya tampak besar, dadanya bidang, badannya tampak panjang, dan
matanya bersinar.
2. Kisaran harga
Harga
jalak thailand di pasaran tergolong murah bila dibandingkan dengan
burung impor unggulan lainnya. Yang tergolong agak mahal adalah burung
yang masih anakan, apalagi jika pengirimannya terlambat, pedagang burung
(agen) bisa menjual 1,5—2 kali lipat dari harga biasanya.
Di
pasar burung di Jakarta, harga bakalan dewasa dan muda hutan sekitar
Rp 60.000,00/ekor. Sementara, harga anakannya bisa mencapai Rp
80.000,00—Rp 90.000,00/ekor dan kalau sedang kosong bisa mencapai Rp
100.000,00. jalak thailand yang sudah rajin berkicau harganya lebih
dari Rp 150.000,00. Kisaran harga itu mengacu pada harga di awal tahun
1998.
G. Petunjuk Perawatan
Perawatan
jalak thailand bakalan yang tergolong dewasa memerlukan perlakuan
khusus pada tahap awal. Sementara burung bakalan anakan tidak boleh
dibuat terlalu jinak kalau sasaran pemeliharaan untuk ditampilkan dalam
kontes.
1. Sangkar dan perlengkapan
Sangkar
untuk burung dewasa atau burung muda hutan yang masih terlalu liar
harus dibedakan dengan burung anakan. Sangkar untuk burung dewasa liar
sebaiknya jerujinya lebih kecil dan agak rapat supaya pangkal paruhnya
tidak mudah terluka saat burung tersebut ingin menerobos keluar.
a. Ukuran sangkar bakalan dewasa dan muda hutan
Agar
jalak thailand tidak melakukan salto sebaiknya digunakan sangkar yang
berukuran kecil (jarak antara kepala saat burung ada di tenggetan dan
atap sangkar hanya 5—10 cm) agar ruang geraknya menjadi terbatas.
Sangkar biasanya berukuran panjang 26 cm, lebar 26 cm, dan tinggi 36 cm.
Karena sangkar berukuran kecil maka harus rajin dibersihkan. Sangkar
kecil ini digunakan sampai burung benarbenar jinak. Waktu yang
dibutuhkan untuk menjinakkannya sangat tergantung pada cara perawatan,
paling cepat 2—3 bulan.
Bentuk
sangkar yang baik untuk jalak thailand adalah segi empat. Bentuk
sangkar lainnya kurang sesuai dengan postur tubuhnya yang besar dan
selalu tegak.
b. Ukuran sangkar bakalan anakan
Sangkar
bakalan anakan sebaiknya yang besar, ukurannya kirakira panjang 30 cm,
lebar 30 cm, dan tinggi 60 cm. Sangkar seukuran ini bisa digunakan
hingga burung menjadi dewasa, tetapi kualitas dan kebersihannya harus
diperhatikan karena burung muda (anakan) selalu turun ke dasar sangkar.
c. Tenggeran
Tenggeran
untuk jalak thailand sebaiknya berdiameter minimal 2 cm, terbuat dari
ranting yang kuat, liat, dan tahan lama. Sebelum ditempatkan dalam
sangkar, permukaan kayu harus bersih dan tidak tajam.
d. Tempat pakan dan tempat minuman ;
Tempat
pakan dan tempat minuman, maupun tempat ulat untuk jalak thailand
tidak perlu terlalu besar. Tempat minuman sebaiknya dipilih yang bagian
permukaannya kecil agar airnya tidak dipergunakan untuk mandi.
2. Penempatan sangkar
Penempatan
sangkar jalak thailand dewasa dan yang masih muda hutan, sekalipun
liar, tidak perlu terlalu tinggi. Justru jalak thailand yang masih
anakan harus ditempatkan agak tinggi (setinggi gapaian tangan). Untuk
itulah, sangkar kecil pada burung bakalan dewasa atau yang muda hutan
sebaikriya diberi tutup pada bagiari atasnya agar burung bakalan yang
masih liar tidak selalu melihat ke bagian atas sangkar seperti ingin
mencari jalan keluar.
Sangkar
burung bakalan yang masih liar sebaiknya tidak digantung, tetapi
ditempelkan di dinding. Sangkar ditempatkan saling berjauhan sehingga
burung tidak bisa saling melihat. Beberapa burung berkicau jenis lain
ditempatkan di dekatnya supaya burung bakalan lebih tenang dan suaranya
bisa ditiru. Sumber: Rusli Turut, Sukses Memelihara Burung Berkicau dari Thailand
0 komentar:
Post a Comment