burungzoo.com
Pencegahan dan pengobatan tuntas kutu pada burung
Kutu
pada burung bisa menyebabkan burung kerja tidak maksimal (karena selalu
pengin garuk-garuk, hehehe) selain itu juga bisa menyebabkan bulu
burung rusak.
Sebenarnya banyak tips yang sudah ditulis oleh KMer’s. Di sini saya hanya akan menggaris bawahi dan menekankan perlunya pencegahan, yang naga-naganya kurang diperhatikan.
Di antara KMer’s ada yang menyarankan digunakan zat non-kimia, ada
yang menyarankan pakai obat (kimia) merek tertentu untuk pengobatan.
Masalah pengobatan memang perlu dibahas, tetapi pertama-tama yang ingin
saya sampaikan adalah bagaimana mencegah agar burung tidak kutuan,
disambung dengan masalah pengobatan.
A. Pencegahan:
1. Pastikan bahwa semua burung yang Anda miliki bebas kutu. Kalau
membeli burung baru, pastikan semprot dengan larutan anti-kutu sebelum
dicampur/dekatkan dengan burung lain. Terlebih lagi, jangan langsung
dimasukkan ke karamba umum (karamba yang dipakai bareng bergantian
dengan burung lainnya di rumah Anda). Kalau memang kutuan, air bekas
mandi burung tersebut pasti meninggalkan telor/kutu yang bisa menular ke
burung lain yang juga dimandikan di karamba tersebut belakangan.
Kalau perlu sediakan karamba khusus burung baru dan yang bisa dipinjam teman ketika teman tersebut main ke rumah Anda untuk sekadar ngetrek bareng.
Kalau memang tidak ada atau hanya tersedia satu, maka bersihkan
sebersih mungkin dan semprot karamba yang habis digunakan oleh burung
teman/burung baru itu dengan obat anti kutu.
2. Sama dengan masalah karamba, juga masalah kerodong. Jangan saling tukar kerodong dengan kerodong “burung asing”. Kalau dapat kerodong dari teman, pastikan juga dicuci bersih dan diobat anti kutu.
3. Jangan minta voer/kroto/buah dll langsung dari wadah pakan burung milik teman/orang lain.
Seringkali kita membawa burung dan kebetulan voer-nya tumpah, dan
biasanya kita minta barang sedikit ke teman dan langsung diambil-bagi
dari wadah pakan burung teman kita. Ini juga potensial menjadi media
penularan kutu (telor kutu), apalagi kalau wadah voer milik teman jarang
dicuci/dibersihkan dan hanya main “tiup dan ganti voer”.
Singkat kata, hindari semua benda yang potensial membawa kutu dan telornya dari luar ke burung Anda.
4. Rutin cuci kandang, tiap hari sekali atau sepekan sekali ketika
burung Anda dimandikan di karamba. Untuk burung yang non-karamba, ya
usahakan sedemikian rupa sehingga selalu bersih dan bebas kutu. Cuci
dengan sabun antiseptik atau juga semprot berkala dengan antikutu.
5. Jemur. Penjemuran, selain bermanfaat untuk burung, juga bisa
meminimalisasi pengembangbiakkan jamur dan kutu di luar tubuh burung.
6. Hindari kondisi lembab untuk lingkungan burung. Dalam hal sangkar
misalnya, kalau dalam kondisi basah jangan langsung dimasukkan ke rumah.
Keringkan, dan kalau perlu Anda punya hairdryer khusus sangkar/ peralatan untuk burung.
Hairdryer akan sangat bermafaat kalau kita tidak sempat menunggu
keringnya sangkar secara alamiah (sinar matahari) padahal pada saat yang
sama sangkar (dan burungnya) harus segera masuk rumah.
7. Lakukan penyemprotan rutin dengan obat kutu atau antiseptik ke
benda-benda yang berhubungan dengan burung dan juga lantai jemurnya
(kalau sering meletakkan burung di lantai) dsb.
B. Pengobatan:
1. Sebelum melakukan pengobatan, pastikan burung dalam kondisi sehat secara
umum. Jangan melakukan pengobatan anti-kutu ketika burung sakit pilek
dsb karena pada saat itu daya tahan burung sedang lemah. Dalam kondisi
ini, kalau burung diterpa obat anti kutu (terutama kimiawi) dia akan
mudah ngedrop karena obat tersebut minimal mengandung insektisida jenis
tertentu yang bisa “memabukkan” burung.
2. Memilih obat.
Obat kutu ada dua. Kimiawi dan non-kimiawi.
a. Kimiawi adalah obat-obatan yang dijual secara umum dengan
nama/merek yang berbeda-beda. Bentuknya juga macam-macam. Ada yang cair,
serbuk juga pasta.
b. Obat yang non-kimiawi ada bermacam-macam, antara lain air rebusan
daun sirih, air bekas cucian beras, air rebusan buah jambe (jarang dan
sulit ditemukan) dll.
3. Penggunaan
a. Untuk penggunaan obat kimiawi, baca aturan pakai yang tertera
dalam kemasan dan ikuti secara disiplin. Jangan bereksperimen untuk
menambah atau mengurangi dosis yang ditentukan kecuali Anda sudah
memiliki pengalaman sebelumnya atau pernah mendapat informasi dari
sumber/teman yang bisa dipercaya dan pernah mengaplikasikannya.
Perhatian: Untuk obat kimiawi, gunakan sebagaimana
peruntukannya. Jangan gunakan obat kutu untuk ****** misalnya pada
burung. Antikutu untuk hewan besar sangat beda konsentrasi zat
beracunnya dibanding untuk burung. Kalaupun Anda akan mengurangi
dosisnya dengan cara kira-kira, maka akan berisiko tetap kebanyakan
(bisa menyebabkan burung kelenger…) atau kurang (bisa menyebabkan
pengobatan tidak efektif dan juga membuat kutu resisten/kebal sehingga
semakin sulit dibasmi).
Juga perlu diingat bahwa produk pembasmi kutu kimiawi untuk burung ada yang di dalamnya mengandung removal.
Fungsi removal ini adalah memecah susunan sel tanduk/lilin pelapis bulu
sehingga obat kutu mudah masuk dan atau menempel di bulu. Tetapi
removal ini bisa berakibat fatal bagi kondisi kesehatan bulu. Bulu yang
sudah terkena removal akan mudah sekali kemasukan air, mudah sekali
pecah terkena sinar matahari. Akibatnya, kondisi bulu menjadi lapuk,
kusam, bahkan patah-patah di ujung.
Tidak hanya itu, removal ini bisa menyebabkan “matinya” sel-sel di
sekitar pangkal bulu. Jika itu terjadi, maka bulu sulit untuk mabung
ketika seharusnya burung memasuki masa mabung karena sel sekitar di
pangkal bulu yang mati mengerut dan “mengikat” pangkal bulu.
Banyak kasus burung susah mabung atau mabung tidak tuntas setelah
pernah disemprot menggunakan obat kutu yang mengandung removal.
Oleh karena itu, jika Anda menggunakan produk kimiawi – yang memang praktis membasmi kutu burung- pastikan obat kutu burung yang tidak mengandung removal. Pastikan Anda tahu komposisi di dalamnya. Sayangnya, banyak pembeli produk kesehatan burung tidak benar-benar paham product knowladge barang yang dibelinya karena memang tidak disediakan oleh produsennya.
b. Untuk pengobatan secara non-kimiawi:i. Air daun sirih: rebus 7-10
helai daun sirih dengan air sebanyak 1 liter (4 gelas ukuran normal).
Setelah direbus sampai air berwarna hijau gelap, diangkat dan
didinginkan Air itu bisa disemprotkan ke burung secara merata dan
usahakan benar-benar bisa masuk sampai ke bulub terdalam. Paling aman,
burung dipegang dan dimandikan secara langsung di tangan sehingga air
sirih merata membasahi bulu tanpa banyak mengenai mata burung (kalaupun
kena juga nggak apa-apa asal tidak keterpa terus-menerus). Setelah
dimandikan air sirih, jangan dibilas dulu sampai sekitar 1-2 jam (agar
kutu dan telornya benar-benar “tahu rasa deh” hehehe).
ii. Untuk air bekas cucian beras, gunakan sama dengan cara untuk air
rebusan daun sirih. Sebenarnya, air cucian beras tidak bersifat racun
tetapi bisa menembus lapisan lilin pada bulu burung. Artinya, dia hanya
bersifat “merontokkan” /melepaskan “pegangan” telor dan kutu pada bulu
burung. Dengan demikian, penggunaan air cucian beras harus dibarengi
dengan upaya melepaskan kutu secara manual dari bulu (dengan cara
ditekan dan seret bulu burung). Artinya, penggunaan air cucian beras
bisa dikombinasikan dengan penggunaan air sirih sehingga pembasmian kutu
benhar-benar efektif.
smbr:kicaumania
Salam
Burung Zoo
Home »
kesehatan burung
,
Kutu Burung
,
pengobatan burung
,
Perawatan Burung
» Pencegahan dan pengobatan tuntas kutu pada Burung
0 komentar:
Post a Comment